Saniter

Sejarah Keran Air: Dari Penemuan Hingga Perkembangannya

Media
09 Feb 2021

Klopmart

KlopMart adalah platform digital untuk solusi terkini kebutuhan material bahan bangunan yang terhubung ke berbagai suplier dan distributor terpercaya dengan jaminan kualitas terbaik dan harga terjangkau.

Table Of Contents

    Pastinya kita yang hidup di zaman modern ini kenal yang disebut ‘keran air’. Keran air seringkali secara salah kaprah ditulis dengan ‘kran air’ sebagai bentuk kata tidak baku. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI online, keran air / ke·ran adalah n cerat pancuran (air leding), yang dapat dibuka dan ditutup dengan tutup berulir. Dikutip dari encyclopedia.com, keran adalah alat untuk mengalirkan air dari sistem saluran air. Keran terdiri dari komponen-komponen berikut ini: cerat, gagang, batang pengangkat, kartrid, aerator, ruang pencampur, dan saluran air. Ketika gagang diputar, katup membuka dan mengontrol aliran air. Bodi keran air biasanya dibuat dari kuningan yang dicetak, saat ini kita temukan keran air yang menggunakan bahan seng dan plastik berlapis krom yang dicetak.


    Umumnya keran air yang digunakan untuk perlengkapan rumah adalah keran air control tunggal atau ganda. Beberapa jenis keran air dengan kontrol tunggal menggunakan inti logam atau plastik, yang dioperasikan secara vertikal. Ada juga yang menggunakan bola logam, dengan segel karet dengan pegas yang tersembunyi di dalam bodi keran air. Keran air dengan kontrol ganda harganya relatif lebih murah dan menggunakan cartridge nilon dengan segel karet. Beberapa keran air menggunakan cartridge disc dari keramik yang dinilai memiliki usia pakai lebih tahan lama.

    Sistem pipa sluran air ternyata sudah ada sejak zaman kuno. Sekitar tahun 1700 SM, Istana Minoan di Knossos yang berlokasi di pulau Kreta memiliki sistem perpipaan yang dibuat dari terakota yang berfungsi menyalurkan aliran air untuk air mancur dan keran air dari marmer, emas, dan perak.

    Sistem pipa air yang dibuat dari timbal, tempat pemandian umum dan kamar mandi pribadi juga sudah ada selama periode Kekaisaran Romawi, yakni dari sekitar 1000 tahun sebelum Masehi hingga sekitar tahun 476 Masehi. Tempat-tempat pemandian umum di Roma juga memiliki keran air dari emas, perak ataupun kuningan. Tempat pemandian umum ini dilengkapi juga dengan berbagai perabotan yang dibuat dari batu marmer dan emas. Pada abad keempat Masehi, kota Roma memiliki 11 pemandian umum, 1.352 air mancur umum dan tangki air, serta 856 pemandian pribadi.

    Berjalannya waktu, teknologi pun berkembang maju dan sistem perpipaan telah berubah secara drastis, termasuk juga teknologi keran air. Selama bertahun-tahun, keran air menggunakan dua gagang: satu gagang untuk mengatur air dingin dan satu gagang lagi untuk mengatur air panas.

    Barulah pada tahun 1937 terjadi peristiwa yang menyebabkan desain keran air berubah.

    Tahun itu, seorang mahasiswa bernama Alfred Moen yang tinggal di Seattle, Washington, Amerika Serikat menyalakan keran air yang saat itu masih menggunakan dua gagang untuk mencuci tangannya. Rupanya air yang keluar dari keran air tersebut terlalu panas hingga membuat kulit tangannya melepuh. Hal ini melahirkan gagasan dalam benak Alfred Moen muda. Al Moen, begitulah kerap dia dipanggil, kemudian menciptakan desain keran air dengan gagang tunggal yang berfungsi mengatur besarnya aliran air sekaligus mengatur campuran air panas dengan air dingin sehingga temperatur aliran air dapat dikendalikan sesuai keinginan.

    AL Moen kemudian menyebut kreasinya sebagai keran mixer gagang tunggal, Moen meminjam uang untuk membangun model prototype dan mengirimkan desainnya ke produsen pipa ledeng. Hal ini rupanya menimbulkan respon yang kurang enak pada awalnya, dengan setidaknya satu produsen utama mengatakan bahwa desain tersebut memiliki kelemahan-kelemahan besar.

    Saat Perang Dunia II meletus, bahan baku kuningan dan material-material lainnya menjadi sulit didapatkan karena mayoritas persediaan yang ada digunakan untuk membuat persenjataan bagi Amerika Serikat. Al Moen kemudian bekerja sebagai tool designer di galangan kapal kota Seattle yang dilanjutkan bekerja untuk Boeing Aircraft sebelum akhirnya dia bergabung dengan Angkatan Laut.

    Baru pada tahun 1947, satu dekade setelah dia menemukan ide itu, dia menemukan produsen yang bersedia memproduksi desainnya. Pada tahun itu pula, Ravenna Metal Products di Seattle berhasil menjual 250 keran Al Moen kepada pemasok di San Francisco, dengan harga jualsebesar $ 12. Segera Ravenna memproduksi hingga 5.000 keran air per tahun untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat!

     

    Pada tahun 1945, Landis H. Perry merancang katup bola pertama untuk keran air. Katup bola ini berfungsi mengatur pencampuran dan besarnya aliran air secara sederhana dan efektif. Desain ini juga dengan mudah dapat diperbaiki jika rusak.

    Akhirnya sebuah paten dikeluarkan untuk katup bola Perry pada tahun 1952. Tidak lama kemudian, Alex Manoogian membeli hak paten dan memperkenalkan faucet Delta pertama pada tahun 1954. Single-handle Faucet Delta adalah yang pertama menggunakan desain katup bola dan terbukti sangat sukses. Pada tahun 1958, hanya empat tahun setelah produk itu diluncurkan, penjualan keran air Delta mencapai $ 1 juta!

    Sekitar 20 tahun kemudian, cakram keramik dipatenkan oleh Wolvering Brass untuk kontrol air. Tidak seperti cartridge yang menggunakan karet di saluran air, cakram keramik dipoles hingga tingkat kerataan yang hanya bisa diukur dalam lightbands. Cakram keramik dapat bertahan lebih lama karena memiliki daya tahan akan keausan yang tinggi dan memberikan kontrol yang lebih akurat. Cakram keramik atau katup jenis ini sekarang digunakan secara luas.

    Kemudian bermunculan inovasi keran air lainnya. Saat ini keran air elektronik sudah lazim ditemui dalam kamar mandi di perkantoran dan pusat perbelanjaan modern di kota-kota besar Indonesia.


    Keran air elektronik muncul pada awal tahun 1980-an untuk tujuan penghematan air dan juga alasan higienis. Pengguna tidak perlu lagi menyentuh keran untuk membuka aliran air. Keran air ini membuka secara otomatis saat sensor infra merah terkena tangan pengguna. Aliran air pun tertutup secara otomatis saat pengguna menarik tangannya menjauh dari keran air yang dioperasikan dengan tenaga baterai ini. Kira-kira seperti apa inovasi berikutnya dari keran air ya?

     

    (dirangkum dari berbagai sumber)

    Inspirasi Lainnya

    Contoh RAB Tandon Air dari Beton dan Hal yang Perlu Diperhatikan

    Saniter

    Contoh RAB Tandon Air dari Beton dan Hal yang Perlu Diperhatikan

    Selengkapnya
    Cara Membuat Menara Tandon Air dari Baja Ringan

    Saniter

    Cara Membuat Menara Tandon Air dari Baja Ringan

    Selengkapnya
    Konstruksi Menara Tandon Air: Cara Membuatnya dari Besi Siku dan Beton

    Konstruksi

    Konstruksi Menara Tandon Air: Cara Membuatnya dari Besi Siku dan Beton

    Selengkapnya